Hati/cinta itu bisa membuat kita bahagia, kadang hati itu juga bisa membuat kita sakit, loh kenapa ? ? ? Karena banyak orang yang bermain-main dengan hati/cinta. Hati itu bisa lembut seperti buih, dan juga bisa keras seperti baja, menyeramkan seperti monster he, he. Itulah yang dinamakan jatuh hati dan sakit hati.
Jatuh hati itu bisa terjadi karena seseorang membuka hatinya dan membiarkan
hati yang lain masuk. Anehnya, seseorang bisa jatuh hati karena diawali dengan
kontak mata, cie cie emangnya mata punya kontak gitu kaya HP android aja.
Ketika seseorang jatuh cinta, sikap anehpun bisa terjadi terhadap korban yang
sedang jatuh cinta, sperti senyum-senyum sendiri, salah tingkah dan lain-lain
pokoknya, seakan-akan tidak ada masalah dalam hidupnya, padahal jatuh hati itu
merupakan sebuah masalah, loh kok masalah ? Ada apa dengan cinta ?
Jelas masalah, karena setelah jatuh hati nanti jatuh beneran loh he he yah
itulah namanya sakit hati. Layaknya seperti air laut yang pasang dan surut,
seperti matahari yang terbit dan terbenam, eh kok jadi puitis and berakhir
dramatis begini ya ? bingung, galau, stres, dan sakit hati ending bunuh diri,
oh no
Cerita cinta dramatis seperti itu terjadi karena seseorang yang jatuh cinta
tapi tidak mengetahui hakikat dari cinta itu sendiri, aduh nyambung ke filsafat
jadi pusing nih, takut gak kuat nanti menyimpang, udah aja kembali ke Agama
lho, lho punya Agama gak ? jangan-jangan Atheis lagi?, emh emh
Sebenarnya cinta itu tidak harus terlihat dan juga tidak harus memiliki, tapi
kita bisa merasakannya. Tapi kan beraat, gimana dong ? haha berat emangnya
berapa kilogram sih ?
Yah, mau gimana lagi itulah yang dinamakan hakikat dari cinta.
Hik hik, ternyata cinta itu sadis, egois, gak berperasaan, gak mengerti aku.
Loh loh loh, kok jadi nyalahin cinta ? Cinta juga gak mau disalahin karena gak
punya salah apa-apa gimana dong ?
Kayanya harus pakai manajemen resiko nih, kaya anak ekonomi aja pake manajemen
resiko segala.
Yang pertama, resikonya kalau jatuh cinta tanpa mengetahui hakikat dari cinta
itu sendiri maka tadi endingnya bisa bunuh diri, kacian bangeets.
Yang kedua, resikonya jatuh cinta dengan mengetahui hakikat dari cinta itu
sendiri, maka kita bisa merelakannya meskipun kita tidak bisa memilikinya.
Berat sih tapi gimana lagi, kan kita lebih sayang badan kita yang sehat ini
darpada mikirin cinta yang tidak seharusnya, bener gak ? tapi memang berat
juga, tapi memang bener juga sih, hik hik
“Seseorang yang menurut kita itu yang terbaik belum tentu menurut sang
pencipta adalah yang terbaik, dan seseorang yang menurut kita buruk belum tentu
di mata sang pencipta buruk pula”.