menu melayang

Apr 17, 2017

Indonesia Bukanlah Pasar Bagi Produk Asing


Oleh : Dah Sang Pena
   Indonesia adalah kawasan yang kaya dengan sumber alamnya,  banyak sekali tumbuh-tumbuhan, banyak sekali hewan yang berkeliaran. Disinilah sumber daya alam berperan sebagai aset kekayaan sebuah Negara untuk mengembangkan ekonominya, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sumber daya alam merupakan salah satu bahan mentah untuk diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang sudah siap pakai, seperti domba yang bisa dimanfaatkan kulitnya untuk bahan sepatu, karet yang bisa dimanfaatkan getahnya menjadi alas kaki, dan masih banyak lagi sumber daya alam yang masih bisa diolah untuk kebutuhan manusia sesuai dengan kebutuhan (need) selama tidak berdampak pada pencemaran lingkungan.
            Melihat banyaknya Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Indonesia sangatlah luas, tapi mengapa kondisi Ekonomi Indonesia saat ini masih lemah, disinilah perlu adanya suatu pengkajian mengenai potensi yang dimiliki oleh Indonesia baik dari segi SDM maupun SDA nya. Menurut Deliarnov ( 2010 : 1 ), berapa persoalan pokok yang diharapkan mampu dipecahkan melalui ilmu ekonomi. Persoalan-persoalan tersebut antara lain : Pertama, bagaimana mengombinasikan sumber daya yang dimiliki agar dapat menghasilkan barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan; Kedua, apa dan berapa banyak tiap barang dan jasa perlu dihasilkan; Ketiga, dan bagaimana pula nantinya mendistribusikan tiap barang dan jasa kepada masyarakat yang membutuhkannya.
            Dari ketiga persoalan tersebut sebenarnya kalau bisa dilaksanakan spenuhnya, maka kondisi ekonomi Indonesia akan meningkat, namun sayangnya mastarakat Indonesia sudah dibentuk menjadi masyarakat yang konsumtif sehingga kalau kita perhatikan masyarakat Indonesia itu lebih gemar membeli produk-produk asing ketimbang produk-produk lokal.
Sebuah karakter yang sudah mendarah daging bagi masyarakat Indonesia sebagai masyarakat konsumtif haruslah dirubah, bagaimana caranya Indonesia menjadi Negara produktif yang menghasilkan produk-produk untuk kebutuhan masyarakat luas. Apabila kita perhatikan untuk saat ini, banyak produk-produk dari mulai mainan anak-anak, alat rumah tangga, dan produk-produk yang berharga tinggi itu buatan negara lain, dan sangat banyak sekali beredar di Indonesia dan menjadi makanan sehari-hari masyarakat Indonesia. Padahal kalau melihat kekayaan yang dimiliki Indonesia, sebenarnya negara ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakatnya secara mandiri tanpa ketergantungan kepada negara-negara lain.
            Dimulai pada tahun 2015 kita dituntut untuk membangkitan potensi lokal yang siap menghadapi daya saing global, dengan diresmikannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), sebenarnya semakin terpukul perekonomian Indonesia kalau masyarakatnya masih mempunyai karakter konsumtif, sudah ternina bobokan dengan kenikmatan serta kemewahan produk-produk asing, tanpa disadari bahwa ini merupakan lampu hijau bagi kehancuran sebuah Negara.
            Indonesia bukanlah surga bagi produk-produk asing, pemikiran ini yang harus diketahui oleh masyarakat, dan harus menjadi sebuah karakter bahwa ada produk-produk lokal asli buatan Indonesia yang harus kita bela. maka pendidikan juga sangat berperan terhadap kemajuan ekonomi sebuah Negara, dari mulai pendidikan formal maupun non formal, misalnya pihak sekolah dan pihak orang tua mendidik setiap anaknya untuk membeli produk-produk asli buatan Indonesia sebagai regenerasi pasar untuk produk Indonesia bukan bagi produk asing.
            Menyikapi usaha Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berupaya secara bertahap mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai  program dan kegiatan yang langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh semua pihak. Berdasarkan visi pemerintahan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Mengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013-2018 “Sejahtera untuk kita semua” dengan penuh optimis mengamanatkan penciptaan 100 ribu Wirausaha Baru,  dengan tujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencetak para pengusaha yang handal serta mandiri. Diharapkan mampu untuk menjawab permasalahan yang dihadapi berupa penurunan angka pengangguran secara bertahap  pada tahun 2010 mencapai 2,03 juta orang tahun 2011 penurunan 2,4% mencapai  1,9 juta orang, mengurangi angka ketergantungan serta mengurangi  Penduduk Miskin (Penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) tahun 2012 sebesar 4.421.484 orang (9,89%) dari jumlah total penduduk Jawa Barat 43 juta orang (Dikutip dari Website Wirausaha Jabar). Namun hal tersebut tidak akan terwujud apabila mentalitas masyarakatnya lebih menyukai produk-produk asing ketimbang produk lokal. Meskipun banyak wirausaha baru yang kreatif dan inovatif dan mengeluarkan produk-produk lokal hasil anak bangsa, tapi siapa yang akan membelinya kalau masyarakat Indonesia tidak tahu produk mana yang harus dibela, yang dikhawatirkan para pengusaha baru tersebut tidak akan bertahan lama karena produk yang dikeluarkannya tidak laku terjual.
            Maka dari itu, untuk mengatasi persoalan ekonomi lokal juga dalam menghadapi tantangan ekonomi regional, perlu adanya kerjasama baik pemerintah maupun masyarakat dengan melakukan sosialisasi dari pihak pemerintah terhadap intansi-intansi pemerintahan serta masyarakat umum untuk mendidik setiap anak sebagai regenerasi pembela produk lokal, dengan memberi pengarahan serta pengetahuan bahwa produk buatan anak bangsalah yang harus diutamakan dibeli ketimbang produk-produk buatan asing, 

                                     

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel