menu melayang

Apr 16, 2017

Kau dan Aku Diselabut Rindu


Kau dan Aku Diselabut Rindu

Kau tak tahu, air laut begitu biru
Berhembus angin selatan di pulau itu
Akankah mentari tahu
Bahwa sinarnya telah menghangatkan tubuhku
Kurasakan itu.

            Kau tak tahu, bahwa bumi begitu malu
            Dikeheningan malamku kau begitu gelap
            Gemercik air telah mengetuk dadaku
            Siapa aku,
            Siapa aku dimatamu ?
            Tanyaku…

Ku berpaling dari gelap
Dan kau terangi itu
Ku menoleh dari egoku
Kau lari dengan genggaman tawa tak berarti
Kau dan aku.

            Wahai sang fajar,
            Jadikan embun untuk memberi kesejukan dalam gerahku
            Jadikan sinar mentari sebagai obat penawar rinduku
            Apalah dayaku dikala senja dibatas waktu menggerutu
            Aku hanya bisa terdiam dalam renungan
            Rinduku.

Telah kugoreskan penaku
Dalam genggaman tanganku
Telah kuteteskan tintaku
Dalam hayalan rinduku
Akankah daun tahu
Kau dan aku diselabut rindu.

            Butiran permata memberi arti dalam setiap do’aku
            Senyumu memberi arti dalam setiap lelahku
            Bayangmu tak pernah pudar dari setiap lelapku
            Terbisik dalam hatiku,
            Bahwa kamu adalah sosok wanita terbaiku.

Bandung, 27 Oktober 2016

Dah Sang Pena

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel