Perasaan yang tak berwujud tapi ada bahkan menjadi
momok terpenting dalam hidup, kita makan sayur kalau tidak ada rasanya atau
mungkin terlalu asin pasti tidak enak, begitu juga dalam hidup pasti ada rasanya,
entah rasa apa yang paling sering dialami yang jelas masing-masing individu
berbeda-beda, ada yang sedang mengalami rasa pahit, ada yang senang, ada yang sedih,
ada yang galau, ada yang sedang gembira, ada yang lagi terpuruk dan ada juga
mungkin yang lagi stres, dengan itu semua maka hidup akan indah, rame serta
penuh luka-liku dalam hidup.
Malam ini aku sedang teringat sesuatu yang tak bisa
aku jelaskan, dan tiba-tiba mamahku nelepon Mamah “Hallo Asalamualaikum, gimana
kabarnya sehat ?” Jawabku “Alhamdulillah Sehat mah, Gimana Kabar Mamah sehat ?”
aku tanya balik, dilanjutkan dengan obrolan-obrolan seputar kehidupan aku di
Bandung, kemudian mamahku bertanya “Kamu udah punya calon ?” Jawabku “Belum
mah, yang ada juga malah menghilang he, aku juga belum siap mah, lagian pengen
lanjut kuliah S2 dulu” jawab lagi Mamah “Oh ia atu, kalau kamu mau lanjut dulu
S2 mamah dukung”, begitulah jawab Ibuku yang selalu mendukung setiap
keinginanku yang kadang terlaksana atau engga, Ibuku juga menasehatiku bahwa
aku adalah seorang laki-laki calon Imam yang penuh dengan tanggung jawab, bukan
perkara kecil dalam membina rumah tangga, maka aku sebagai lelaki harus kuat
dalam segala hal baik pisik, pesak, maupun mental, Ujar ibuku.
Perasaanku menjadi tenang setelah Ibuku meneleponku, aku
sedang berusaha mengembalikan jati diriku yang selalu semangat dan tak pernah
putus asa dalam segala hal, begitu pentingnya peran seorang Ibu dalam dalam
mendidik dan memotivasi anaknya yang sedang belajar mengarungi kehidupan,
akupun berpikir seandainya ibuku sudah tiada, siapa yang akan memotivasi dan
memberi semangat padaku dikala aku terpuruk dan jatuh, tiada lain adalah Ibu
dari anak-anaku kelak yang selalu hadir tanpa terhalang oleh jarak dan waktu.
Sekarang aku harus banyak belajar dan terus
memperbaiki diri, bahwasanya sebagai manusia kita sedang berperoses kepada arah
yang lebih baik, yang terpenting adalah jangan berhenti untuk berperoses
apalagi sampai menyerah begitu saja, terus mencoba, satu kali gagal coba lagi,
dua kali gagal coba lagi dan seterusnya, karena kegagalan adalah peroses supaya
kamu bisa belajar dan tambah kuat dalam menyikapi suatu permasalahan.
Bangkit dari ketidakberdayaan memanglah suatu hal yang
tidak mudah kalau kita hanya mengandalkan nafsu dan emosi, karena manusia tidak
terlepas dari hawa nafsu dan emosi, kembalikan semuanya pada jalan Tuhan, pasti
Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang indah untuk kita tanpa kita sadari dan
tanpa kita tahu, karena masa depan itu tidak ada yang tahu, belajar Ikhlas
dengan keadaan dan menerima kenyataan. Insyaalloh, Alhamdulillah.
Bandung, 09 Maret 2019