Hari yang cukup indah kulihat dipagi hari dengan
sedikit membuka jendela kamarku, meskipun ada sedikit awan yang menutupi sinar
mentari sehingga tidak bisa memberi kehangatan dalam tubuhku, aku selalu
kedinginan memang, dengan keadaan seperti ini aku selalu lari dan diam, lari
untuk mengejar dan diam untuk menunggu, dalam hati berbisik bahwa aku sedang
berlari.
Aku memang sedang berlari menggapai apa yang aku
impikan dan apa yang aku cita-citakan, karena aku merasa bahwa hari ini aku
belum mencapai itu, aku memang keras kepala yang tak pernah takut dengan apapun
selama itu adalah jalanku, aku memang selalu tidak pernah menyerah untuk
mencapai apa yang aku inginkan, itulah sifatku yang arogan.
Sebelum berangkat pada hari jum’at, aku berusaha
mengingat kembali proses dan usahaku yang telah kulewati dulu, hampir satu
langkah lagi puncak yang hendak kucapai tapi aku malah terjatuh duluan, padahal
pikirku itu sudah dekat dengan tujuanku, tapi itulah kisahku yang aku ingat
pada hari ini dengan senyum manis tanpa penyesalan tapi kuganti dengan
pembelajaran, karena aku menjadikan semua ini hanya sebatas pembelajaran.
Jendela kamarku sebenarnya jarang kubuka dipagi hari,
tapi entah mengapa hari ini aku buka dan bersantai sejenak untuk melihat dunia
itu begituindah dan luas tidak sesempit yang kukira, masih banyak lading bagiku
untuk bercocok tanam sehingga dikemudian hari anak cucuku kelak bisa memetik buahnya,
buah itu sangatlah manis untuk dimakan meskipun kulit luarnya sangat pahit
terasa.
Aku selalu beranggapan bahwa kisahku dulu adalah pohon
yang memiliki ranting dan menghasilkan buah yang bermanfaat, tidak ada yang
sia-sia dari pohonku itu baik daunnya, rantingnya, buahnya maupun batangnya,
karena aku selalu menganggap bahwa masa lalu itu istimewa dengan beragam cerita
yang membuat hidup menjadi lebih berwarna, dan aku yakin semua ini akan indah
pada waktunya.
Bandung, 15 Maret 2019