Indonesia
merupakan negara yang sudah merdeka sejak lama, tapi mengapa masyarakatnya
masih banyak yang tidak sejahtera bahkan SDM nya rendah mudah dibodohi, apakah
mungkin pengaruh negara adidaya sulit dibendung ? Dimanakah pejabat pemerintah
? Apakah masih hidup atau sudah mati ?
Berdasarkan Statistik Indonesia (BPS) 2025 volume 53 mendata,
jumlah penduduk Indonesia sekitar
284.438.800 jiwa. Dengan mayoritas terbanyak 249,82 juta penduduk Muslim.
Populasi keturunan Tionghoa di Indonesia mencapai sekitar 11,2 juta jiwa,
hampir semua keturunan tionghoa yang ada di Indonesia hidupnya sejahtera bahkan
menjadi bos besar, sementara penduduk pribumi jadi babu di tanah sendiri bahkan
mudah diadudombakan sesama muslim, dengan hanya menggoreng isu wahabi, tahlilan,
muludan dan radikalisme dll.
Begitu
mudahnya sang asing menguasai tanah kelahiran kita, sementara penduduk pribumi
asli mendapatkan banyak kesulitan dan bahkan ingin mendirikan usahapun
dipersulit, mirisnya fakta kondisi negara pelimpahan pemerintahan sebelumnya
yang gagal mengelola pemerintahan. SDM yang rendah sehingga mudah untuk
digerakkan dengan diiming-imingi janji palsu yang membuat rakyat percaya, sehingga
ini akan menjadi bom waktu untuk kehancuran negara Indonesia.
Arogansi
aparat yang membuat lemahnya kritikan dan masukan sehingga ide dan gagasan dari
masyarakat dibungkam hanya untuk menyenangkan hati pesanan sang asing,
sementara hati masyarakat dibuat sakit hati. Hal demikian tentunya membuat
pemerintahan menjadi kaku dan tidak bisa menikmati kemerdekaan seutuhnya.
"Indonesia
bagaikan taring mencabik-cabik tanah yang kering daratan dikuasai sang asing
menjadikan tuan rumah makin terasing"
Harga
diri bangsa Indonesia hancur akibat ulah para pejabat yang rakus akan kekuasaan
dan mengesampingkan kepentingan rakyat jelata, dan mementingkan isi perutnya
sendiri. Pejabat yang bodoh tidak bisa mengelola dan menjalankan fungsi-fungsi
pemerintahan dengan baik sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi mati. Indonesia
merupakan negara yang kaya apabila dikelola dengan baik maka akan terciptanya
rakyat sejahtera, tapi sayang para birokrasi yang duduk dibangku
pemerintahannya sangat miskin, miskin dengan pengetahuan dan tidak sadar akan
hal itu.
Pejabat
pemerintah harus malu dan mengakui kebokbrokan negara yang sedang dialami,
bukannya makin maju tapi malah makin terpuruk, dan jangan mencari celah untuk
mencari kambing hitam, tapi harus sadar diri dan mengakui kebodohan yang
diselimuti pencitraan hanya untuk menarik perhatian menjelang pemilu saja.
Apa
yang harus dilakukan pejabat pemerintah hari ini adalah memperbaiki kebokbrokan
tersebut, dan menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan dengan baik, karena
masyarakat sudah apatis, dan muak dengan semuanya.
Fungsi
struktural pemerintahan dari mulai pusat hingga daerah, pengawasan terhadap
pejabat-pejabat daerah yang bermain dengan sang asing sehingga tanah
kelahiranpun dijual kepada sang asing dan diberi kelonggaran oleh pejabat
setempat, yang mana hal tersebut secara tidak langsung memberikan tanah
kelahiran kita kepada sang asing, lambat laun kedaulatan negara Indonesia akan
pecah. Indonesia merdeka hanya tinggal nama saja. Mau sampai kapan ini terjadi
? Apakah pemangku kebijakan buta dan tuli atau tidak becus dalam mengelola
pemerintahan ? Sehingga membuat penduduk asli pribumi menjadi babu di tanah
sendiri.
Tulisan
ini dibuat untuk para pejabat pemerintah agar sadar diri dengan kondisi yang
sedang terjadi dan menjadi bahan pertimbangan untuk Indonesia menjadi lebih
baik lagi, karena negara Indonesia merdeka bukan hasil pemberian dari negara
luar tapi hasil jerih payah para pejuang terdahulu.
Dah Sang Pena
Bandung,
22 Oktober 2025