Aku tidak bisa menyalahkan langit yang selalu tak bisa
kugenggam, aku tak bisa menyalahkan bumi yang selalu kupijak, takdirku yang
selalu mengajarkan masa lalu sehingga diriku sulit untuk melupakan masa lalu,
karena bagiku masa lalu bukanlah untuk dilupakan tetapi untuk dipelajari dan
akan kutulis dengan tinta yang bercucuran air mata.
Tidak selamanya aku akan terdiam dan bergerak dengan
air mata, aku terus berusaha untuk menggati air mata dengan cucuran keringat
serta membuat badanku tetap sehat, aku sadar hal ini adal sesuatu yang
melelahkan bagi ragaku maupun hatiku, tapi inilah jalanku yang harus aku lewati
dengan penuh kesabaran serta keikhlasan, aku coba terus melakukan sesuatu hal
yang positif untuk mencintai diriku sendiri.
Sekarang hariku kuisi dengan kesibukan yang bisa
membuatku berkeringat dan bisa membuatku lebih tenang dan damai, aku nikmati
setiap langkah, aku hirup udara yang segar dipagi hari dengan senyuman, aku
tatap dan bayangkan kehidupanku dimasa depan begitu indah, yang tak bisa
ternilai oleh matematika maupun harta, aku nyaman dengan ini.
Sebagai manusia yang hanya bisa berencana, aku terus
berdo’a serta berikhiar untuk diberikan yang terbaik dalam segala hal, aku
tidak bisa memaksa karena aku hanya manusia, namun aku tetap berusaha, karena
itulah yang aku bisa lakukan, masalah hasil, biarlah usahaku yang akan
menjawabnya, meskipun tidak terjawab hari ini, mungkin saja besok, atau lusa,
atau kapanpun usahaku akan menjawab semua pertanyaan-pertanyaan mengenai kisah
hidupku.
Aku juga selalu penasaran dengan masa depanku,
terkadang aku tak sabar, seperti apa masa depanku nanti, tapi itulah hakikatku
sebagai manusia yang harus terus bersabar, aku tetap membayangkan keindahan
untuk membuat hari-hariku indah, dan tak selalu air mata yang tumpah. Sebagai lelaki
bukan berarti aku tak bisa atau tak pernah meneteskan air mata, tapi itulah
yang pernah kualami untuk kesekian kali, dan sekarang air mataku tersenyum
entah kenapa, tapi itulah nyatanya.
Bandung, 14 Maret 2019