Tak habis pikirku kau terlalu cepat mengambil keputusan,
padahal kau sendiri yang menangis, aku melihat itu dari sisi psikologismu yang
kau tak bisa sembunyikan, bahkau kau tidak merasakan ketenangan dan berusaha
terus menenangkan diri, itu yang kamu lakukan untuk mengisi kesendirianmu yang
penuh dengan ketakutan.
Kamu tak perlu takut, karena karena langit tak pernah
membeci awan yang membuat ia menagis, itu hanya perasangka negativmu, aku
disini hanya berharap kamu tidak merasa sedih karena aku baik-baik saja, dan jangan
terus menghiraukanku bahwa aku akan meninggalkanmu, karena aku mencintaimu
dengan ketulusan buikan dengan keegosian.
Aku faham dengan sikapmu seperti ini, kamu terus
menghindar sehingga aku sulit menemukanmu, supaya aku tidak bisa melihat
kesedihanmu dan kamu tidak bisa melihat bahwa aku sedang menangis untuk
sementara, akupun sebenarnya sama bahwa aku menginginkan kamu untuk terus
berfokus terhadap Pendidikanmu dan masadepanmu, bukan fokus kepada sikapku yang
terus menyukaimu.
Kamu harus tahu, bahwa setelah kesedihan akan ada kebahagiaan
yang datang menjemputmu, bahwa setelah langit menangis akan ada matahari yang
terus bersinar, jadi pikirku bahwa kita hanya perlu waktu untuk melewati ini dengan
kesendirian, jangan sedih jika sendiri, matahari juga sendiri tapi tetap
bersinar.
Yang harus kamu lakukan dalah terus belajar dan
memperbaiki sikap serta berpikir untuk tidak terlalu cepat mengambil keputusan,
karena kita bukan untuk hidup hari ini saja, akan ada hari lain yang lebih
serius yang akan kita hadapi, apa yang kita lakukan hari ini hanya akan membuat
Alloh cemburu, itu saja.
Bandung, 07 Maret 2019