KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan taufik dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan
mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Dosen mata kuliah Sejarah Demokrasi Liberal dan Terpimpin yang telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan
tugas ini. Namun kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Sejarah Demokrasi
Liberal dan Terpimpin, yang berjudul“SEJARAH ASIA AFRIKA”, dengan makalah ini kami
mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.
Bandung, 21 Juni 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Konferensi Asia Afrika..................................................................
1
B.
Tujuan......................................................................................................................
2
C.
Rumusan
Masalah....................................................................................................
2
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Konferensi Asia Afrika..............................................................................
3
B.
Konferensi
Pendahuluan Sebelum Konferensi Asia Afrika....................................
4
1.
1. Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara
I)........................................
4
2.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II)...............................................
4
C.
Pelaksanaan
Konferensi Asia Afrika......................................................................
5
D.
Pengaruh
Konferensi Asia Afrika bagi Solidaritas dan Perjuangan
Kemerdekaan
Bangsa di Asia dan Afrika...............................................................
7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan..............................................................................................................
9
B.
Saran........................................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Politik
luar negeri Indonesia adalah bebas aktif, bebas, artinya bangsa Indonesia tidak
memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia berhak
bersahabat dengan negara manapun asal tanpa ada unsur iktan tertentu. Bebas
juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam ikut
mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih sifat
politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang Dunia II berakhir di
dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang saling berhadapan, yaitu
negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat memelopori berdirinya
Blok atau Blok Kapasitas (Libera), sedangkan Uni Soviet memelopori kemunculan
Blok Tmur atau Blok Sosialis (Komunis).
Dalam
upaya meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah
Indonesia memprakarsai dan menyelesaikan KAA. Usaha ini mendapat dukungan dari
negara-negara di Asia Afrika. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada umumnya
pernah menderita karena penindasan imperalisme Barat. Persamaan nasib itu
menimbulkan rasa setia kawan. Setelah Perang Dunia II berakhir, banyak negara
di Asia dan Afrika yang berhasil mencapai kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia
dan Afrika yang telah merdeka tidak melupakan masa lampaunya. Mereka tetap
merasa senasib dan sependeritaan. Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam
Konferensi Asia Afrika. Sebagai cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha
untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai
arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya, maupun
dunia pada umumnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah
yang melatar belakangi Konferensi Asia Afrika ?
2.
Dimanakah
diadakan pelaksanaan Konferensi Asia Afrika ?
3.
Apakah
tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika ?
4.
Sebutkan
beberapa prinsip bersama yang dijalankan KAA yang mengajak setiap bangsa di
dunia !
5.
Apakah
dampak atau pengaruh yang timbul akibat diadakannya Konferensi Asia Afrika ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Agar
para pembaca mengetahui sejarah terjadinya Konferensi Asia Afrika.
2.
Agar
menambah wawasan dan ilmu bagi pembaca.
3.
Memberikan
manfaat bagi pembaca serta bisa menelaah atau mengkaji tentang perdamaian dunia
yang selalu diharapkan.
4.
Agar
terciptanya tingkat kesadaran solidaritas dalam bnerbangsa dan bernegara.
5.
Mewujudkan
generasi bangsa yang selalu sadar akan pentingnya kerjasama.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Konferensi Asia Afrika
Politik luar
negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas, artinya bangsa Indonesia
tidak memihak pada salah satu blok yang ada di dunia. Jadi, bangsa Indonesia
berhak bersahabat dengan negara mana pun asal tanpa ada unsur ikatan tertentu.
Bebas juga berarti bahwa bangsa Indonesia mempunyai cara sendiri dalam
menanggapi masalah internasional. Aktif berarti bahwa bangsa Indonesia secara
aktif ikut mengusahakan terwujudnya perdamaian dunia. Negara Indonesia memilih
sifat politik luar negerinya bebas aktif sebab setelah Perang Dunia
II berakhir di dunia telah muncul dua kekuatan adidaya baru yang
saling berhadapan, yaitu negara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Amerika Serikat
memelopori berdirinya Blok Barat atau Blok kapitalis (liberal), sedangkan Uni
Soviet memelopori kemunculan Blok Timur atau blok sosialis (komunis).
Dalam upaya
meredakan ketegangan dan untuk mewujudkan perdamaian dunia, pemerintah
Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika. Usaha ini
mendapat dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Bangsa-bangsa di Asia
dan Afrika pada umumnya pernah menderita karena penindasan imperialis Barat.
Persamaan nasib itu menimbulkan rasa setia kawan. Setelah
Perang Dunia II berakhir, banyak negara di Asia dan Afrika yang berhasil
mencapai kemerdekaan, di antaranya adalah India, Indonesia, Filipina, Pakistan,
Burma (Myanmar), Sri Lanka, Vietnam, dan Libia. Sementara itu, masih banyak
pula negara yang berada di kawasan Asia dan Afrika belum dapat mencapai
kemerdekaan. Bangsa-bangsa di Asia dan Afrika yang telah merdeka tidak
melupakan masa lampaunya. Mereka tetap merasa senasib dan sependeritaan.
Lebih-lebih apabila mengingat masih banyak negara di Asia dan Afrika yang belum
merdeka. Rasa setia kawan itu dicetuskan dalam Konferensi Asia Afrika. Sebagai
cetusan rasa setia kawan dan sebagai usaha untuk menjaga perdamaian dunia,
pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai arti penting, baik bagi
bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun dunia pada umumnya.
Prakarsa untuk
mengadakan Konferensi Asia Afrika dikemukakan pertama kali oleh Perdana Menteri
RI Ali Sastroamijoyo yang kemudian mendapat dukungan dari negara India,
Pakistan, Sri Lanka, dan Burma (Myanmar) dalam Konferensi Colombo.
B.
Konferensi Pendahuluan Sebelum Konferensi Asia
Afrika
Sebelum
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan, terlebih dahulu diadakan konferensi
pendahuluan sebagai persiapan. Konferensi pendahuluan tersebut, antara lain
sebagai berikut.
1.
Konferensi Kolombo (Konferensi Pancanegara I).
Konferensi
pendahuluan yang pertama diselenggarakan di Kolombo, ibu kota negara Sri Lanka
pada tanggal 28 April–2 Mei 1954. Konferensi dihadiri oleh lima orang perdana
menteri dari negara sebagai berikut.
a)
Perdana Menteri Pakistan : Muhammad Ali Jinnah b) Perdana Menteri Sri Lanka :
Sir John Kotelawala c) Perdana Menteri Burma (Myanmar) : U Nu d) Perdana
Menteri Indonesia : Ali Sastroamijoyo e) Perdana Menteri India : Jawaharlal
Nehru
Konferensi
Kolombo membahas masalah Vietnam, sebagai persiapan untuk menghadapi Konferensi
di Jenewa. Di samping itu Konferensi Kolombo secara aklamasi memutuskan akan
mengadakan Konferensi Asia Afrika dan pemerintah Indonesia ditunjuk sebagai
penyelenggaranya. Kelima negara yang wakilnya hadir dalam Konferensi Kolombo
kemudian dikenal dengan nama Pancanegara. Kelima negara itu disebut
sebagai negara sponsor. Konferensi Kolombo juga terkenal dengan nama Konferensi
Pancanegara I.
2.
Konferensi Bogor (Konferensi Pancanegara II).
Konferensi
pendahuluan yang kedua diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22–29 Desember
1954. Konferensi itu dihadiri pula oleh perdana menteri negara-negara peserta
Konferensi Kolombo.
Konferensi
Bogor memutuskan hal-hal sebagai berikut.
a)
Konferensi Asia Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan 18-24 April
1955. b) Penetapan tujuan KAA dan menetapkan negara-negara yang akan diundang
sebagai peserta Konferensi Asia Afrika. c) Hal-hal yang akan dibicarakan dalam
Konferensi Asia Afrika. d) Pemberian dukungan terhadap tuntutan Indonesia
mengenai Irian Barat.
Konferensi
Bogor juga terkenal dengan nama Konferensi Pancanegara II.
C.
Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Sesuai dengan
rencana, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18–24
April 1955. Konferensi Asia Afrika dihadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara
yang terdiri atas negara pengundang dan negara yang diundang.
Negara
pengundang meliputi : Indonesia, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Burma
(Myanmar).
Negara yang
diundang 24 negara terdiri atas 6 negara Afrika dan 18 negara meliputi Asia
(Filipina, Thailand, Kampuchea, Laos, RRC, Jepang, Vietnam Utara, Vietnam
Selatan, Nepal, Afghanistan, Iran, Irak, Saudi Arabia, Syria (Suriah),
Yordania, Lebanon, Turki, Yaman), dan Afrika (Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia,
Libia, dan Pantai Emas/Gold Coast).
Negara yang
diundang, tetapi tidak hadir pada Konferensi Asia Afrika adalah
Rhodesia/Federasi Afrika Tengah. Ketidakhadiran itu disebabkan Federasi Afrika
Tengah masih dilanda pertikaian dalam negara/dikuasai oleh orang-orang Inggris.
Semua persidangan Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di Gedung Merdeka,
Bandung.
Latar belakang
dan dasar pertimbangan diadakan KAA adalah sebagai berikut.
1.
Kenangan
kejayaan masa lampau dari beberapa negara di kawasan Asia Afrika.
2.
Perasaan
senasib sepenanggungan karena sama-sama merasakan masa penjajahan dan
penindasan bangsa Barat, kecuali Thailand.
3.
Meningkatnya
kesadaran berbangsa yang dimotori oleh golongan elite nasional/terpelajar dan
intelektual.
4.
Adanya
Perang Dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur.
5.
Memiliki
pokok-pokok yang kuat dalam hal bangsa, agama, dan budaya.
6.
Secara
geografis letaknya berdekatan dan saling melengkapi satu sama lain.
Tujuan
diadakannya Konferensi Asia Afrika, antara lain:
1.
Memajukan
kerja sama bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam bidang sosial, ekonomi, dan
kebudayaan;
2.
Memberantas
diskriminasi ras dan kolonialisme;
3.
Memperbesar
peranan bangsa Asia dan Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian
dunia dan kerja sama internasional.
4.
Bekerja
sama dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya,
5.
Membicarakan
masalah-masalah khusus yang menyangkut kepentingan bersama seperti kedaulatan
negara, rasionalisme, dan kolonialisme.
Konferensi Asia
Afrika membicarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama negara-negara
di Asia dan Afrika, terutama kerja sama ekonomi dan kebudayaan, serta masalah
kolonialisme dan perdamaian dunia.
Kerja sama
ekonomi dalam lingkungan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dilakukan dengan saling
memberikan bantuan teknik dan tenaga ahli. Konferensi berpendapat bahwa
negara-negara di Asia dan Afrika perlu memperluas perdagangan dan pertukaran
delegasi dagang. Dalam konferensi tersebut ditegaskan juga pentingnya masalah
perhubungan antarnegara karena kelancaran perhubungan dapat memajukan ekonomi.
Konferensi juga menyetujui penggunaan beberapa organisasi internasional yang
telah ada untuk memajukan ekonomi.
Konferensi Asia
Afrika menyokong sepenuhnya prinsip dasar hak asasi manusia yang tercantum
dalam Piagam PBB. Oleh karena itu, sangat disesalkan masih adanya rasialisme
dan diskriminasi warna kulit di beberapa negara. Konferensi mendukung usaha
untuk melenyapkan rasialisme dan diskriminasi warna kulit di mana pun di dunia
ini. Konferensi juga menyatakan bahwa kolonialisme dalam segala bentuk harus
diakhiri dan setiap perjuangan kemerdekaan harus dibantu sampai berhasil. Demi
perdamaian dunia, konferensi mendukung adanya perlucutan senjata. Juga
diserukan agar percobaan senjata nuklir dihentikan dan masalah perdamaian juga
merupakan masalah yang sangat penting dalam pergaulan internasional. Oleh
karena itu, semua bangsa di dunia hendaknya menjalankan toleransi dan hidup
berdampingan secara damai. Demi perdamaian pula, konferensi menganjurkan agar
negara yang memenuhi syarat segera dapat diterima menjadi anggota PBB.
Konferensi
setelah membicarakan beberapa masalah yang menyangkut kepentingan negara-negara
Asia Afrika khususnya dan negara-negara di dunia pada umumnya, segera mengambil
beberapa keputusan penting, antara lain:
1.
memajukan
kerja sama bangsa-bangsa Asia Afrika di bidang sosial, ekonomi, dan kebudayaan;
2.
menuntut
kemerdekaan bagi Aljazair, Tunisia, dan Maroko;
3.
mendukung
tuntutan Indonesia atas Irian Barat dan tuntutan Yaman atas Aden;
4.
menentang
diskriminasi ras dan kolonialisme dalam segala bentuk;
5.
aktif
mengusahakan perdamaian dunia.
Selain
menetapkan keputusan tersebut, konferensi juga mengajak setiap bangsa di dunia
untuk menjalankan beberapa prinsip bersama, seperti:
1.
menghormati
hak-hak dasar manusia, tujuan, serta asas yang termuat dalam Piagam PBB;
2.
menghormati
kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa;
3.
mengakui
persamaan ras dan persamaan semua bangsa, baik bangsa besar maupun bangsa
kecil;
4.
tidak
melakukan intervensi atau ikut campur tangan dalam persoalan dalam negeri
negara lain;
5.
menghormati
hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri, baik secara sendirian maupun
secara kolektif sesuai dengan Piagam PBB;
6.
a)tidak
menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi
kepentingan khusus salah satu negara besar; b)tidak melakukan tekanan terhadap
negara lain;
7.
tidak
melakukan tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan kekerasan terhadap
integritas teritorial atas kemerdekaan politik suatu negara;
8.
menyelesaikan
segala perselisihan internasional secara damai sesuai dengan Piagam PBB;
9.
memajukan
kepentingan bersama dan kerja sama internasional;
10.
menghormati
hukum dan kewajiban internasional lainnya.
Kesepuluh
prinsip yang dinyatakan dalam Konferensi Asia Afrika itu dikenal dengan nama Dasasila
Bandung atau Bandung Declaration.
D.
Pengaruh Konferensi Asia Afrika bagi
Solidaritas dan Perjuangan Kemerdekaan Bangsa di Asia dan Afrika
Konferensi Asia
Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan
bangsa di Asia dan Afrika. Pengaruh Konferensi Asia Afrika adalah sebagai
berikut.
1.
Perintis
dalam membina solidaritas bangsa-bangsa dan merupakan titik tolak untuk
mengakui kenyataan bahwa semua bangsa di dunia harus dapat hidup berdampingan
secara damai.
2.
Cetusan
rasa setia kawan dan kebangsaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk menggalang
persatuan.
3.
Penjelmaan
kebangkitan kembali bangsa-bangsa di Asia dan Afrika.
4.
Pendorong
bagi perjuangan kemerdekaan bangsa di dunia pada umumnya serta di Asia dan
Afrika khususnya.
5.
Memberikan
pengaruh yang besar terhadap perjuangan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika dalam
mencapai kemerdekaannya.
6.
Banyak
negara-negara Asia-Afrika yang merdeka kemudian masuk menjadi anggota PBB.
Selain membawa
pengaruh bagi solidaritas dan perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika,
Konferensi Asia Afrika juga menimbulkan dampak yang penting dalam perkembangan
dunia pada umumnya. Pengaruh atau dampak itu, antara lain sebagai berikut.
1.
Konferensi
Asia Afrika mampu menjadi penengah dua blok yang saling berseteru sehingga
dapat mengurangi ketegangan/détente akibat Perang Dingin dan mencegah
terjadinya perang terbuka.
2.
Gagasan
Konferensi Asia Afrika berkembang lebih luas lagi dan diwujudkan dalam Gerakan
Non Blok.
3.
Politik
bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Burma (Myanmar), dan Sri Lanka
tampak mulai diikuti oleh negara-negara yang tidak bersedia masuk Blok Timur
ataupun Blok Barat.
4.
Belanda
cemas dalam menghadapi kelompok Asia Afrika di PBB sebab dalam Sidang Umum PBB,
kelompok tersebut mendukung tuntutan Indonesia atas kembalinya Irian Barat ke pangkuan
RI.
5.
Australia
dan Amerika Serikat mulai berusaha menghapuskan diskriminasi ras di negaranya.
Konferensi Asia
Afrika dan pengaruhnya terhadap solidaritas antarbangsa tidak hanya berdampak
pada negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh dunia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
sejarah Konferensi Asia Afrika dapat disimpulkan bahwa sejak dilaksanakan
Konferensi Asia Afrika telah mencetuskan rasa setia kawan dan sebagai usaha
untuk menjaga perdamaian dunia, pelaksanaan Konferensi Asia Afrika mempunyai
arti penting, baik bagi bangsa-bangsa di Asia dan Afrika pada khususnya maupun
dunia pada umumnya.
Konferensi Asia
Afrika juga sangat berperan penting dalam hal kerja sama ekonomi dan
kebudayaan, serta masalah kolonialisme dan perdamaian dunia. Selain itu juga
Konferensi Asia Afrika membawa pengaruh yang besar bagi solidaritas dan
perjuangan kemerdekaan bangsa di Asia dan Afrika. Konferensi Asia Afrika dan
pengaruhnya terhadap solidaritas antar bangsa tidak hanya berdampak pada
negara-negara di Asia dan Afrika, tetapi juga bergema ke seluruh dunia.
B.
Saran
Jika Anda ingin
mengetahui atau mengkaji lebih dalam tentang Konferensi Asia Afrika, sebaiknya
banyak-banyaklah membaca buku tentang sejarah dunia. Serta bergemarlah dalam
menuntut ilmu yang berkaitan dengan sejarah dunia.