menu melayang

Feb 10, 2018

SUKSES TERBESAR DALAM HIDUPKU : Essay LPDP

“Menjadi Sarjana Muda”
Pada awalnya saya bermimpi menjadi seorang sarjana, eh pada akhirnya kesampaian juga, saya merupakan anak yang dilahirkan disebuah kampung dari keluarga yang berfropesi sebagai petani biasa dan tidak berpendidikan tinggi, pendidikan terakhir kedua orang tua saya adalah lulusan SD, serta dikeluarga besar saya secara umum, pendidikan yang paling tinggi itu maksimal lulusan SMA, keluarga saya memiliki keterbatasan dalam masalah ekonomi, tapi itu semua tidak mengurangi semangat saya untuk melanjutkan kuliah meskipun dengan cara apapun untuk melanjuitkan studi saya ke jenjang yang lebih tinggi.
Dikarenakan orang tua saya tidak mampu membiayai kuliah saya secara penuh, pada akhirnya saya mengabdi disebuah sekolah dan madrasah yaitu di SMP dan MA di daerah Ciranjang sebagai TU dan guru pada tahun 2012, saya tinggal disekolah tersebut selama mengabdi.
Sambil mengabdi, saya mendaftar sebagai mahasiswa baru di perguruan tinggi swasta yang jam kuliahnya dilaksanakan pada sore hari, tempat saya kuliah dan tempat saya tinggal atau tempat dimana saya mengabdi, lumayan jauh yaitu dari Ciranjang ke Bandung pulang pergi naik bus jurusan Sukabumi-Bandung. Alhamdulillah saya bisa membiayai kuliah saya sendiri dari honor hasil kerja keras yang saya peroleh sendiri. Satu tahun berlalu saya bisa membeli motor hasil jerih payah sendiri, dan waktu itu saya bisa kuliah pulang pergi dengan menggunakan kendaraan pribadi, jadi agak sedikit membantu juga dalam proses perkuliahan dengan mempunyai kendaraan sendiri ketimbang naik kendaraan umum.
Setelah hampir dua tahun kuliah, kira-kira pas saya sedang menjalani semester IV, saya mengalami musibah yaitu kecelakaan motor di jembatan Cimindi yaitu daerah Cimahi Bandung Barat, pada saat itu saya mengalami sedikit penurunan semangat dalam kuliah, karena begitu pahit rasanya hidup yang saya alami, tapi perasaan itu hadir ketika saya kecelakaan saja, setelah dua minggu kemudian saya melanjutkan kembali kuliah dengan menggunakan kendaraan umum, karena sepeda motor saya rusah parah dan apabila diperbaiki biayanya lumayan mahal.
Melihat jarak dari tempat saya mengabdi ke tempat saya kuliah lumayan jauh, akhirnya saya memutuskan untuk keluar dari sekolah dan madrasah tersebut, dan tempat tinggal saya pindah ke daerah Bandung yang lokasinya lumayan dekat dengan kampus, pada tahun 2014 saya tinggal di kota Bandung yaitu di Masjid Al-Firdaus Cibaduyut sebagai marbot masjid, disini saya tidak mendapatkan honor untuk biaya kuliah saya, hanya saja saya bisa tinggal gratis dan makan gratis yang disediakan oleh pihak masjid, disini saya tidak mendapatkan penghasilan untuk biaya kuliah saya, hanya saja saya bisa tinggal gratis dan makan gratis yang disediakan oleh pihak masjid, untuk biaya kuliah saya, saya mengajukan beberapa program beasiswa dan Alhamdulillah saya mendapatkan beberapa program beasiswa untuk membiayai kuliah saya, diantaranya beasiswa dari Pemprof Jabar, PPA dan beasiswa yang disediakan oleh pihak kampus. Pada masa ini saya mulai aktif di kegiatan-kegiatan kampus, saya aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan, dan Badan Eksekutif Mahasiswa.
Tiga tahun kemudian saya mulai masuk ke semester 6, dan orang tua saya khususnya ayah saya, baru mengetahui kampus saya seperti apa, setelah saya semester enam, sedangkan ibu saya belum tahu sama sekalipun tempat saya kuliah dan tinggalnya seperti apa, karena ibu saya belum pernah satu kalipun menjenguk saya, bukan berarti orang tua saya mengabaikan saya, tetapi kondisi yang tidak memungkinakan memaksa orang tua saya tidak bisa menjenguk saya, dan saya juga tidak ingin dijenguk, nanti saja saya akan mengundang kedua orang tua saya ketika sudah mau wisuda.
Meskipun awalnya saya ingin kuliah dengan biaya sendiri sambil bekerja dan mendapatkan beasiswa, tapi orangtua saya juga suka ngasih uang untuk jajan meskipun tidak saya minta, besarana biaya yang orang tua saya kirim kadang-kadang 300.000/ bulan maksimal sampai 500.000/ bulan untuk membantu biaya hidup dan biaya kuliah saya.
Menjelang semester akhir, merupakan masa-masa yang berat juga dirasakan, karena banyak sekali kegiatan-kegiatan yang perlu mengeluarkan biaya tidak sedikit, diantaranya pelatihan lapangan, kuliah kerja nyata dan penyusunan skripsi serta perlengkapan administrasi administrasi lainnya menjelang akhir perkuliahan, saya juga sedikit kebingungan pada waktu itu, saya bisa mendapatkan uang darimana untuk membiayai kuliah saya ini, tapi saya selalu yakin pada tuhan, pasti selalu ada jalan dari setiap masalah, problem solvingnya waktu itu saya membuat beberapa proposal bantuan dana pendidikan, saya ajukan ke lembaga-lembaga atau intansi-intansi tertentu seperti Baznas, Dompet Dhu’afa dan lain-lain untuk mendapatkan sokongan dana demi lancarnya kuliah yang saya tempuh. Alhamdulillah saya dapat bantuan dana dari beberapa intansi dan cukup untuk membiayai kegiatan-kegiatan di perkuliahan saya.
  Empat tahun berlalu, saya menikmati proses perkuliahan yang penuh perjuangan ini, saya mengundang kedua orangtua saya untuk dating ke acara wisuda saya, dan saat ini pula keluarga saya sepenuhnya mengetahui sekaligus menjenguk saya, karena Ibu, nenek, kakak, adek, keponakan saya selama empat tahun kuliah, baru dihari yang membahagiakan ini bisa menjenguk anaknya di kota Bandung dengan menyandang gelar sebagai seorang Sarjana pendidikan (S.Pd).    

Blog Post

Related Post

Back to Top

Cari Artikel