
Oleh : Dah Sang Pena
1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Dari Berbagai Sumber
a. Studi Kelayakan Bisnis adalah ” Suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan”. Ukuran kelayakan masing-masing jenis usaha sangat berbeda, misalnya antara usaha jasa dan usaha non jasa seperti pendirian hotel dengan usaha pembukaan perkebunan atau usaha peternakan dengan pendidikan. Akan tetapi aspek-aspek yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya adalah sama, sekalipun bidang usahanya berbeda. Penilaian masing-masing aspek nantinya harus dinilai secara keseluruhan bukan berdiri sendiri-sendiri ( Kasmir dan Jakfar, 2003 : 7 ).
b. Studi Kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi baik pada suatu proyek maupun bisnis yang sedang berjalan. Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan sebuah proyek yang akan dijalankan disebut studi kelayakan proyek, sedangkan studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha disebut studi kelayakan bisnis. Maksud layak atau tidak layak disini adalah perkiraan bahwa proyek yang akan dapat atau tidak dapat menghasilkan keuntungan yang layak bila telah dioperasionalkan. Menurut Ahmad Subagyo ”Studi Kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan”.
c. Menurut Ahmad Subagyo (2007:7) Studi Kelayakan Bisnis adalah Penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut dilaksanakan.
d. Menurut Suad Husnan dan Suwarsono Muhammad (2000) Studi Kelayakan Bisnis Adalah Penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek/bisnis/usaha (biasanya merupakan proyek/bisnis investasi) dilaksanakan dengan berhasil.
2. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
a. Tujuan Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), Paling tidak ada lima tujuan mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi kelayakan, yaitu:
1) Menghindari resiko kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian dimasa yang akan datang, karena dimasa yang akan datang ada semacam kondisi ketidakpastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
2) Memudahkan perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. perencanaan meliputi berapa jumlah dana yang diperlukan, kapan usaha atau proyek akan dijalankan, dimana lokasi proyek akan dibangun, siapa-siapa yang akan melaksanakannya, bagaimana cara menjalankannya, berapa besar keuntungan yang akan diperoleh serta bagaimana mengawasinya jika terjadi penyimpangan. Yang jelas dalam perencanaan sudah terdapat jadwal pelaksanaan usaha, mulai dari usaha dijalankan sampai waktu yang ditentukan.
3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan bisnis. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus dikerjakan. Kemudian pengerjaan usaha dapat dilakukan secara sistematik, sehingga tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Rencana yang sudah disusun dijadikan acuan dalam mengerjakan setiap tahap yang sudah direncanakan.
4) Memudahkan pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha atau proyek sesuai dengan rencana yang sudah disusun, maka akan memudahkan perusahaan untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar pelaksanaan usaha tidak melenceng dari rencana yang telah disusun. Pelaksana pekerjaan bisa sungguh-sungguh melakukan pekerjaannya karena merasa ada yang mengawasi, sehingga pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat oleh hal-hal yang tidak perlu.
5) Memudahkan pengendalian
Jika dalam pelaksanan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka apabila terjadi suatu penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga akan bisa dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan pekerjaan yang melenceng ke rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
b. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
Menurut Husein Umar (2003) Pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis ini dapat dijelaskan dibawah ini :
1) Pihak Investor
Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari. Misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau turut serta menanamkan modal pada proyek yang akan dikerjakan itu. Sudah tentu calon investor ini akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamkan.
2) Pihak Kreditor
Pendanaan proyek dapat juga dipinjamkan dari bank. Pihak bank, sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, perlu dikaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi-sisi lain, misalnya bonafiditas dan tersedianya anggunan yang dimiliki perusahaan.
3) Pihak Manajemen Perusahaan
Studi kelayakan bisnis dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan (sendiri). Terlepas dari siapa yang membuat, pembuatan proposal ini merupakan upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. Sebagai pihak yang menjadi project leader, sudah tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal pendanaan, berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan dari kreditor.
4) Pihak Pemerintahan dan Masyarakat
Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimana pun pemerintah dapat secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan perusahaan. Penghematan devisa negara penggalakan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintahan disektor ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintahan inilah diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsudi dan keringanan lain.
5) Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
Dalam menyusun kelayakan bisnis perlu juga dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek Rencana Pembangunan Nasional, distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investor per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial. Jadi, jelas bahwa studi kelayakan bisnis yang dibuat perlu dikaji demi tujuan-tujuan pembangunan ekonomi nasional.
3. Ide Bisnis
a. Pengertian Ide Bisnis
Lahimya ide bisnis dalam diri seorang wirausaha merupakan langkah awal dari suatu inovasi bisa dilakukan oleh seorang wirausaha bila orang tersebut mampu melahirkan ide atau gagasan bisnis dalam pikirannya.
"Defmisi ide adalah buah pikir manusia yang muncul karena adanya suatu pengamatan yang secara rasional dianggap logis dan memiliki nilai manfaat baru".
Ide bisnis adalah segala konsep, pikiran dan pengetahuan, sebuah mental, pandang, keyakinan atau rencanadari kegiatan-kegiatan usaha/bisnis
b. Prinsip dan Sumber Menggali Ide Bisnis
a) Prinsip Melahirkan Ide Bisnis
Beberapa prinsip dalam melahirkan subuah ide dalam pikiran manusia adalah sebagai berikut:
1) Selalu Membuka Pikiran
· Berpikir bahwa ide Anda adalah yang terbaik, karena kondisi tersebut akan membimbing Anda menghasilkan ide-ide yang baik.
· Perenungan, introspeksi dan umpan balik membantu Anda memperoleh ide-ide terbaik.
2) Selalu Membuka Mata
Melihat keberhasilan dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan orang atau perusahaan lain adalah cara terbaik dan lebih efisien.
b) Sumber Menggali lde Bisnis
Beberapa sumber atau potensi untuk menggali suatu ide adalah sebagai berikut:
1) Mencari kebutuhan konsumen
2) Mengamati mata rantai saluran distribusi perusahaan
3) Kebijakan Pemerintah
4) Penelitian dan Pengembangan
5) Hobby
6) Kecendrungan prilaku konsumen
7) Kegunaan lain dari barang yang sudah ada (menambah Utility)
8) Peristiwa di suatu wilayah
9) Moment kegiatan atau hari-hari besar
c. Pengelompokan Ide Bisnis
· New market, ide menawarkan konsumen dengan barang/jasa yang belum tersedia dalam pasar setempat, akan tetapi di wilayah lain sudah ada.
· New technology,ide menerapkan teknologi baru untuk suatu proses produksi.
· New benefit, ide menemukan cara baru atau yang disempurnakan untuk suatu fungsi atau produk lama.
d. Kreativitas dan Inovasi pendukung Ide Bisnis
Dalam ide bisnis, kreativitas dan inovasi adalah karakteristik personal yang harus terpatri kuat dalam diri seorang wirausaha sejati. Bisnis yang tidak dilandasi dengan upaya kreatif dan inovatif dari sang wirausaha biasanya tidak dapat berkembang abadi.
Kreativitas dan inovasi merupakan dua hal yang berbeda tetap saling membutuhkan satu sama lain. Kreativitas merupakan langkah pertama menuju inovasi.
Kreativitas berkaitan dengan produksi kebauran dan ide yang bermanfaat dan implementasinya. Sedangkan inovasi adalah proses menemukan atau mengimplementasikan sesuatu yang baru ke dalam situasi yang baru.
4. Faktor yang mempengaruhi ide bisnis dan studi kelayakan bisnis
a. Faktor yang mempengaruhi Ide Bisnis
a) Faktor Internal
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapinyadengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah factor yang berasal dari dalam diri seseorang sebagai subjek. Faktor internal antara lain:
1) Pengetahuan yang dumiliki.
2) Pengalaman dari individu itu sendiri.
3) Pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah.
4) Intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah hal-hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk mendapatkan sebuah inspirasi bisnis. Faktor eksternal antara lain:
1) Masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan.
2) Kesulitan yang dihadapi sehari-hari.
3) Kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain.
4) Pemikiran yang biasa untuk menciptakan sesuatu yang baru.
b. Faktor yang mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Primer
1) Aspek Pasar, yaitu meneliti tentang permintaan suatu produk atau jasa,berapa luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market-share dari produkyang bersangkutan.
2) Aspek Pemasaran, yang meneliti segmen, target, posisi produk,kepuasan konsumen dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan urusanmarketing.
3) Aspek Pasar dan Pemasaran, menilai besarnya peluang pasar yang diinginkan berdasarkan segi pasar dan pemasaran.
4) Aspek Sumber Daya Manusia, yang meneliti tentang peran SDM dalam pembangunan proyek bisnis dan juga peran SDM dalam operasional rutin bisnis setelah proyek selesai dibangun.
5) Manajemen, meneliti tentang manajemen pada saat pembangunan proyek bisnis dan juga manajemen saat bisnis dioperasionalkan secara rutin.
6) Aspek Keuangan, meneliti tentang perhitungan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek.
Referensi :
· Alma, Buchari. 2011. Kewirausahaan. ALFABETA: Bandung
· Fahmi, Irham, dkk. 2010. Studi Kelayakan Bisnis: Teori dan Aplikasi. ALFABETA: Bandung
· Husnan, suad dan Muhammad, Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat Cetakan Pertama. Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Yogyakarta.
· Kasmir dan jakar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Peranda media: Jakarta
· Subagyo, Ahmad. 20017. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
· Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan bisnis, edisi 3 Revisi. Jakarta: PT. SUN: Jakarta